Sekilas Yayasan
Informasi
- Artikel-Seputar Hepatitis
- Artikel-Sirosis Hepatis
- Artikel-Perawatan Hepatitis
- Artikel-Vaksin dan Imunisasi
- Article in English
- Info Hepatolog Jakarta
- Info Hepatolog Cilegon
- Info Hepatolog Bandung
- Info Hepatolog Surabaya
- Info Hepatolog Malang
- Info Hepatolog Denpasar
- Info Hepatolog Medan
- Info Hepatolog Makassar
- Info Hepatolog Yogyakarta
- Info Hepatolog Solo
- Info Hepatolog Semarang
- Info Hepatolog Palembang
- Info Hepatolog Jambi
- Info Hepatolog Pekanbaru
- Kumpulan Liputan TV
- Tentang B-care
- Kegiatan Yayasan
- Kegiatan Berbagi
- DONASI
Artikel Bebas
Facebook Like
Keseimbangan |
![]() |
![]() |
Ditulis oleh : Edhie Purwanto (Ketua Yayasan Budi Lukmanto, Staf pengajar Universitas "BINA NUSANTARA") dan Pernah di muat di majalah Swa Sembada. ![]() Perusahaan yang menerapkan prinsip keseimbangan, menempatkan segala sesuatu pada proporsinya. Perusahaan seperti ini, berupaya mencari laba yang wajar, sehingga perusahaan bisa berkembang, tanpa mengabaikan kesejahteraan dan hak-hak karyawan maupun stake holder lain. Pendekatannya win-win, bukan win-loose atau zero sum game, Pencapaian laba dan kualitas hidup pekerja berjalan bergandengan, dan karyawan dipandang sebagai aset, bukan sekadar alat produksi. Biasanya perusahaan yang menerapkan prinsip ini, memiliki orientasi jangka panjang, bukan keuntungan besar sesaat. Stephen R. Covey dalam bukunya 7 Habits of Highly Effective People, menekankan prinsip keseimbangan antara kepemimpinan dan manajemen. Menurut Covey, kepemimpinan tanpa manajemen bak pemimpin tanpa pengikut, dan manajemen tanpa kepemimpinan sepantun sekelompok orang yang berjalan tanpa arah. Prinsip keseimbangan harus selalu kita evaluasi. Harus kita sadari, setiap strategi maupun sistem yang kita gunakan bisa ditiru pesaing - sebagaimana halnya kita pun bisa mempelajari dan mengadopsi strategi pesaing. Satu-satunya keunggulan kompetitif yang tak bisa ditiru pesaing adalah kompetensi yang dimiliki sumber daya manusia yang ada di perusahaan. Kompetensi inilah yang harus kita kembangkan secara bersinambung, sehingga kita memiliki SDM yang mampu dan cepat mengikuti perubahan yang terjadi. Faktor kecepatan ini sangat penting di tengah persaingan ketat, dan situasi bisnis yang sangat tidak menentu seperti sekarang. Perubahan tren pasar, misalnya, bisa berganti dalam sekejap mata. Alhasil, pendekatan lama yang mewajibkan perusahaan menentukan perencanaan jangka pendek (kurang dari setahun), menengah (1-5 tahun) dan jangka panjang (5 tahun lebih), sering tidak valid lagi. Bahkan, akibat begitu tak menentunya pasar dan berubah-ubahnya lingkungan bisnis, tak jarang kita dengar ungkapan : Sekarang, yang disebut jangka panjang, hanya sepuluh menit dari sekarang. Dalam kondisi demikian, peran kepemimpinan manajemen puncak semakin bermakna. Para pemimpin inilah yang harus merumuskan visi-misi-nilai-strategi perusahaan. Semua kebijakan ini dijabarkan para manajer menjadi system dan langkah operasional. Pemimpin pula yang bertugas mengontrol, agar kebijakan tadi bisa konsisten, tidak menyimpang, dan memantau hasilnya. Ada tiga sistem yang harus dibangun manajer. Pertama, sistem fisik, yang mengatur arus fisik barang, dokumen dan uang. Sistem ini mengatur siapa yang bertanggung jawab terhadap fisik barang, dokumen maupun uang, pencatatannya baik secara manual maupun terkomputerisasi, serta kontrol terhadap setiap arus dan pencatatan keluar masuk barang, dokumen, maupun uang. Sistem ini dituangkan menjadi standard operating procedure lengkap dengan penjelasannya, sehingga proses kerja sistematis, siapapun yang melakukannya. Kedua adalah sistem konseptual, yang menjadi arsitek dan mengatur arus informasi perusahaan, menyistemasi data, mengotomatisasi sistem fisik, dan mengelolanya menjadi sistem informasi manajemen, untuk memudahkan pengambilan keputusan strategis. Sistem ini mengalir kesegala arah: kesamping merupakan arus transaksi, keatas merupakan arus informasi, kebawah merupakan arus keputusan dan kebijakan. Dengan sistem ini , diharapkan perusahaan selalu waspada (alert), serta bergerak lebih cepat-tepat-akurat. Ketiga, sistem pengembangan. merupakan sistem pendukung yang memungkinkan kedua sistem di atas berjalan dengan baik, siap mengantisipasi perubahan dan mencapai hasil yang diinginkan. Sistem inilah yang mengatur rekrutmen, struktur imbal jasa, pelatihan, evaluasi kinerja, jenjang karier, etos kerja, kesejahteraan karyawan. Tujuan utama sistem ini, mencari dan menciptakan SDM yang tepat sesuai dengan nilai-nilai perusahaan, sehingga menggerakkan roda perusahaan lebih cepat – dan melewati rintangan – dalam mencapai tujuan. Sistem ini biasanya berupa arsitektur pengembangan SDM, berisi implementasi fungsi manajemen SDM. Agar bisa berjalan baik, ketiga sistem harus dikoordinasi dengan baik, sehingga ketiganya selaras. Pencapaian ini semakin baik, bila perusahaan juga menerapkan pendekatan Total Quality Improvement (TQM) untuk mengukur kinerja dan melakukan perbaikan, bersinambung yang tumbuh dari bawah. Dengan perpaduan ini,, perusahaan memiliki pasukan, bukan sekedar kompetensi. Melainkan pula, motivasi dan semangat memenangkan persaingan yang semakin keras dan berat. ----end. |
|
Dibaca 5604 kali. |